''SEPAK BOLA KIAN 'MENYIHIR DUNIA''

Cobalah anda pikirkan tanpa mengikutsertakan kesenangan anda sendiri, mungkin  anda pun  sepakat, seperti orang yang tidak senang  atau tidak sepaham dengan sepak bola,  merasa geli melihat 22 orang dewasa  11 lawan 11  berlari-lari memperebutkan  dengan serius  sebuah bola bundar meskipun resiko cedera atau bahkan patah tulang kaki sekalipun atau yang lebih serius dari itu bukan masalah bagi mereka. Itu semua mereka lakukan  hanya demi materi, ketenaran dengan harapan dapat menjadi pemain terbaik yang akan berpotensi 'dijual-beli' dari lain tim untuk membela tim yang berani bayar mahal untuk itu dan yang pasti jumlah finansial yang menggiurkan jika menang besertaan dihantui rasa takut dan khawatir jika tim yang dibelanya menelan pil pahit kekalahan.         
       Sehingga suatu saat, bila ada salah seorang  diantara 22 orang itu berhasil menendang  dan memasukkan bola ke gawang lawan yang dijaga mati-mati oleh kipernya, semua - kecuali pihak yang kemasukan  dan pendukung-pendukungnya pun bersorak-sorai gembira bukan kepalang. Seperti setiap permainan yang lain , dalam sepak bola pun harus ada  yang menang dan ada yang  kalah. Yang menang adalah yang paling banyak memasukkan bola kegawang lawan. Begitulah permainan sepak bola yang telah banyak mempermainkan  jutaan umat manusia diseluruh dunia .
  Toh, ternyata sangat banyak yang digandrungi syndrom  sepak bola  atau maniak football yang menggemparkan jagat raya. Yang lebih ironisnya lagi, di negara-negara Eropa sepak bola kedudukannya lebih terkenal dan dicintai dibanding agama mereka  dan sepertinya lambat laun , virus ini akan merambat kedunia muslim tak terkecuali Indonesia . Inilah yang patut menjadi kekhawatiran kita bersaman.
  Pendek kata, sepak bola  menjadi  semacam virus yang  telah mewabah membuat demam dunia. Lihatlah, betapa pers, termasuk kita , sudah geger  mempersiapkan diri menyambut World Cup,  Liga Inggris, Spanyol  bahkan tak tertinggal PSSI ,ISL dan lain sebagainya  asli produk lokal  Indonesia tapi bertabur bintang bukan pribumi Indonesia.Rubrik-rubrik seputar bola-pun sedemikian  detail memberitakan tentang permainan, strategi ,inspratruktur  lapangan bola bahkan hingga kehidupan pribadi si pemain bola  dan pelatih sekalipun bak artis papan atas. Dan tak mau ketinggalan stasiun-stasiun televisipun  juga berlomba-lomba hak tayang dan berkompetisi mengiklankan jadwal-jadwal pertandingan dsb. dst.
   Itu semua tentu tidak lepas dari kelihaian para pencari materi(duit) yang tahu persis bagaimana memanfaatkan permainan  yang menjadi kegemaran  hampir semua orang itu. Mereka paling lihai ,paling kreatif dan paling serius, akan mendapatkan keuntungan paling banyak. Karena zaman ini, sepak bola , - sebagaimana banyak permainan yang lain- tidak hanya merupakan olah raga atau apalagi permainan pengisian waktu senggang belaka . Tapi sepak bola di zaman ini  sudah pula berarti bisnis ; gengsi; entertainment dlsb. Kecuali mereka yang tidak suka dan tidak paham sepak bola, kiranya tak adalagi orang yang merasa geli  melihat 22 orang dewasa berlari-lari berebut bola untuk ditendang kembali setelah berhasil merebutnya. Sedang mereka  yang membahas , mengkalkulasi, menyeminar , bahkan  mendirikan  sekolah untuk itu pun  rasanya tak ada yang meras aneh dan geli.
   Tapi itulah hidup. Hidup tak lebih dari permainan, seperti permainan sepak bola itu. Orang berlari-lari, berebut sesuatu yang sepele   untuk kemudian dilepas  dan dikejar-kejar lagi. Mereka yang mengejar  dan berebut harta misalnya , setelah berhasil mendapatkannya, ada yang dilepas dengan sukarela , ada pula terpaksa dilepaskan.Demikian  pula mereka yang mengejar  dan berebut kursi atau kekuasaan  dlsb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar