PACARAN ISLAMI... ADAKAH.......?????



Sudah banyak lagu di gubah,buku dirilis,puisi ditulis, dan kanvaspun dlukis, hanya tuk menggambarkan sebuah kata bernama "CINTA".Tapi apakah cinta itu sebenarnya?Seprti apa bentuknya? Bagaimana rasanya? Atau ,mengapa didunia ada cinta........????
Seorang pelukis akan berbeda dgn seorang pencipta lagu dalam menjelaskan cinta.Seorang psikolog akan berlainan dgn seorang akuntan dlm memhami cinta.Bahkan setiap orang akan berbeda mendefenisikan cinta dgn cara yg berbeda .Itu sah-sah saja lah.
Persoalannya ,cinta sedemikian abstrak sehingga sulit didekati dgn kaca mata ilmiah,apalagi dgn sudut pandang nafsu belaka.Karena itu butuh peran agama untuk menuntun kita memahami cinta sejati.Agama sebagai pelita harus dijadikan acuan dlm memahami(dan menjalani) kehidupan nan penuh cinta.Yakni kehidupan damai yg ditopang oleh kesucian cinta dibawah naungan nilai-nilai Islami.
Kalau sudah bicara ttg cinta pasti tdk akan jauh dgn kata PACARAN,Ketika mendengar kata istilah pacaran maka yg terlintas dibenak kita adalah hal 2 yg tabu,hot, jorok,dll. Padahal kita sendiri belum mengerti jelas apa itu pacaran ? Ilegal ataukah tidak? Pernahkah islam mengkonsepnya.?dan masih banyak lagi pertanyaan2 lagi seputar pacaran.
Dalam lslam ,pacaran sebenarnya bukan merupakan hal yg tabu.Ketika sahabat Mughiroh bin Syu`bah menghadap Rasulullah SAW dan memberitahukan bahwa dirinya akan menikahi seorang wanita Anshor, lalu Nabi SAW bertanya"Apakah kau sudah melihatnya?" Mughiroh menjawab"Belum".Kemudian Nabi SAW Bersabda,"Lihatlah wanita yg hendak kau nikahi.Sesungguhnya melihat wanita ayg akan kau nikahi adalah hak mu."
Dari hadits ini dapat ditarik benang merah, bahwa pacaran dalam islam mempunyai legalitas.Artinya, pacaran itu hukumnya sah-sah saja. Ketika kita memang ingin membangun mahligai rumah tangga.Islam memperkenalkan konsep KHITBAH (meminang) sbg raelisasi dari keseriusan menuju jenjang penikahan.
Pacaran dlm Islam sudah diatur secara rapi oleh para Ulama`.Kebolehan pacaran ini dimaksudkan agar kedua pasangan itu saling mengenal karakter masing-masing, serta utk menyamakan persepsi diantara keduanya,disamping utk mengenal secara fisik(shuroh). Praktek pacaran Islami yg diperbolehkan adalah dgn berbincang 2 ,duduk bersama, namun harus disertai dgn mahram.Dalam perbincangan pun itu tdk boleh terjadi KHALWAT (berduaan ditempat sepi) Selain itu pihak laki-laki dibolehkan melihat sebahagian anggota tubuh pasangan wanitanya namun sebatas telapak tangan dan wajah saja,tanpa adanya sentuhan-sentuhan yg membangkitkan nafsu seksual kedua belah pihak.Jika belum cukup ,maka pihak laki-laki boleh berulang kali ,tapi tetap sebatas kedua anggota badan tsb (tangan dan wajah).Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul penyesalan dikemudian hari.
Dengan melihat raut muka ,malka sudah cukup utk menilai paras,karakter,sifat,serta etika pasangan.Sedangkan utk menilai kesegaran ,kehangatan, dan kepadatan ''isinya'',cukup melihat kedua tangannya....
Semua ini adalah konsep pacaran dalam perspektif konsep Islam yg mungkin sangat amat bangat sulit kita terapkan secara totalitas.Walaupun penulis risalah ini bukanlah orang yg steril dari hal itu.. Yah,,, paling tdk tulisan ini mengajak kita bersama tuk memeperhatikan lampu rambu-rambu agama yg selama ini sering dilanggar disekitar dan sekeliling kita merupakan hal yg lumrah adanya...
Kalau bukan kita,,, siapa lagi yg akan menjalankan Syari`at Islam Yaa Ikhwaniy Fidinillah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PUISI CINTA ORANG ACOUNTANT

 Wahai belahan jwa ku.....
Debetlah cinta ku dineraca hatimu
Kan kujurnal setiap transaksi rinduku
Hingga setebal Laporan Keuanganku
Wahai kekasih hatiku.....
Jadikan aku manejer investasi cinta mu
Kan Hedging kasih dan sayang mu
Disetiap lembar portofolio ku
Bila masa jatuh tempo tlah tiba
Jangan kau return kenangan indah kita
Biarlah bersemayam di Reksadana asmara
Berkelan di antara Aktiva dan Passiva
Wahai mutiara kalbu ku......
Hanya kau lah Master Budget hatiku
Invitory cintaku yang syahdu
General Ledger ku yang tak kan lekang ditelan waktu
Wahai bidadariku.......
Rekonsiliasikanlah hatiku dan hatimu
Seimbangkanlah neraca saldo kita
Yang membalut laporan laba rugi kita
Dan cerah kanlah laporan arus kas kita selamanya....


For anak IPS angkatan 2007,Ahmadul Jariyah. Kota Pinang Sumatera Utara



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Korelasi tasawuf dan filsafat



Sejauh ini, kita memahami bahwa tasawuf hanya sebagai sarana pendekatan diri manusia kepada Allah SWT melalui segala jenis ritme ibadah seperti taubat, zikir, iklhas, zuhud, dll. Tasawuf dicari orang lebih untuk sekedar mencari ketenangan, ketentraman dan kebahagian sejati manusia, ditengah orkestrasi kehidupan duniawi yang tak memiliki arah dan tujuan pasti. Tasawuf menjadi sangat penting, karena menjadi fondasi dasar dalam upaya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tasawuf sebagai salah satu pilar utama dalam Islam harus dapat menyesuaikan diri di dunia modern ini, karena kebanyakan manusia didominasi oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan dan budaya Barat yang materialistik-sekularistik. Dominasi ilmu pengetahuan dan budaya Barat materialisme-sekularisme ini terbukti lebih bersifat destruktif ke timbang konstruktif bagi kemanusiaan. Jika kemudian hal tersebut dibenturkan pada ranah agama, maka akan didapati masalah yang bersifat akut. Sebab “filsafat” pengetahuan Barat hanya menganggap valid ilmu pengetahuan yang semata bersifat induktif-empiris, rational-deduktif dan pragmatis, serta menafikan atau menolak ilmu pengetahuan non-empiris dan non-positivisme, yaitu ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu ketuhanan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JIKA DIA BUKAN TULANG RUSUKKU



Ya Allah..

Jika dia bukanlah bagian dari tulang rusukku.
Maka jangan biarkan aku merindukan kehadirannya.

Jangan biarkan aku labuhkan rasa ini
pada hatinya.
Kikislah pesonanya dari pelupuk mata.

Jauhkan dia dari ingatanku.
Hapuskanlah dia dari bayanganku.
Agar aku bisa ikhlas menerima keputusan-
Mu.

Wahai pemilik tulang rusukku..
Aku akan selalu setia menantinya.
Menjaga hati dan fikiranku.

Wahai calon nahkoda kapalku…
Mari kita hiasi hati kita dgn cahaya iman.
Dalam diamku sengaja tak menampakkan diri.

Agar engkau bisa menemukanku dalam
sujud malammu.

Aku tak akan banyak bicara.
Karena aku takut ketika aku menyapa..
Engkau akan terpesona dengan apa yang
kuucap.

Aku menunduk malu.
Tak berani menatap mata binar yang
engkau miliki.
Karena aku takut dapat menggoyahkan
imanku.

Ya Rabb..

Kabulkanlah doaku dan doa may yaqulu amiin..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lirik Lagu Zaujati dan Terjemahan

احبك مثلما انت احبك كيفما كنت
Uhibbuki mitsla maa anti Uhibbuki kaifa maa Kunti 
Aku mencintaimu apapun dirimu, Aku mencintaimu bagaimanapun keadaanmu
ومهما كان مهما صار انت حبيبتى انت
Wa mahmaa kaana mahmaa shooro, Antii habiibatii anti 
Apapun yang terjadi dan kapanpun, Engkaulah cintaku
زوجتى انت حبيبتى انت
Zaujatii, Antii habiibatii anti 
Duhai istriku, Engkaulah kekasihku
حلالى انت لا اخشى عزولا همه مقتى
لقد اذن الزمان لنا بوصل غير منبتى
Halaalii anti laa akhsyaa 'azuulan himmuhuu maqti. 
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti
Engkau istriku yang halal, aku tidak peduli celaan orang. 
Kita satu tujuan untuk selamanya
سقيت الحب فى قلبى بحسن الفعل والسمت
يغيب السعد إن غبت ويصفو العيش إن جئت
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi'li wassamti 
yaghiibus sa'du in ghibti wa yashful 'aisyu in ji'ti
Engkau sirami cinta dalam hatiku dengan indahnya perangaimu. 
Kebahagiaanku lenyap ketika kamu menghilang lenyap. Hidupku menjadikan terang ketika kamu disana
نهاري كادح حتى إذا ما عدت للبيت
لقيتك فانجلى عني ضناى اذا ما تبسمت
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa 'udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa 'annii dhonaaya idzaa maa tabassamti
Hari-hariku berat sampai aku kembali ke rumah menjumpaimu. 
Maka lenyaplah keletihan ketika kamu senyum
تضيق بى الحياة اذا بها يوما تبرمت
فأسعى جاهدا حتى احقق ما تمنيت
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti. 
Fa as'aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti
Jika suatu saat hidupmu menjadi sedih, maka aku akan berusaha keras. 
Sampai benar-benar mendapatkan apa yang engkau inginkan
هنائى انت فلتهنئى بدفء الحب ما عشت
فروحانا قد ائتلفا كمثل الارض والنبت
Hanaa'ii anti faltahna'ii bidif-il hubbi maa 'isyti. 
Faruuhanaa qodi'talafaa kamitslil ardhi wannabti 
Engkau kebahagiaanku, tanamkanlah kebahaiaan selamanya. 
Jiwa-jiwa kita telah bersatu bagaikan tanah tumbuhan
فيا أملى ويا سكني ويا انسي وملهمتى
يطيب العيش مهما ضاقت الايام ان طبت
Fa yaa amalii wa yaa sakanii wa yaa unsii wa mulhimati. 
Yathiibul 'aisyu mahmaa dhooqotil ayyamu in thibti
Duhai harapanku, duhai ketenanganku, duhai kedamaianku, duhai ilhamku. 
Indahnya hidup ini walaupun hari-hariku berat asalkan engkau bahagia
 
أُحِبُّـكِ مثلما أنـتِ أُحِبـُّكِ كيـفما كُنــْت
   
ومهما كانَ مهمــــا صارَ أنتِ حبــــــــيـبتي أنتِ
حَلالـــــــــي أَنتِ لا أَخْشى عَذولاً هَمّـُــــــــــــــــــه مَقْتِي
لقدْ أَذِنَ الزمــــــــــــــــــــــانُ لنا بِوَصْلٍ غَــــــــــــــــــيْرِ منْبَتِّ
سَقَيْـــتِ الحُــــــــــــــــــبَّ في قلبـي بِحُســـــــــــــــــْن الفعلِ والسَّمْتِ
يغيبُ السَّعـــــــــــــــــــْدُ إن غِبْتِ ويَصْـــــــــــــــــــــــــفو العَيْشُ إِنْ جِئْتِ
نهاري كــــــــــــــــــــــــادِحٌ حتى إذا ما عُـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــدْتُ للبـيتِ

لَقِيتُكِ فانْجَـــــــــــــــــــــــــــــلى عني ضَــــــــــــــــــــــــــــــــــنايَ إذا تَبَسَّمـْتِ
تَضيقُ بيَ الحيـــــــــــــــــــــــــــاةُ إذا بها يومــــــــــــــــــــــــــــــــــاً تَبَــرَّمتِ
فأَســــــــــــــــــــــــــــــعى جاهـداً حتى أُحَقِّقَ مــــــــــــــــــــــــــا تَمَنَّيـــْتِ
هَنــــــــــــــــائي أنتِ فَلْتَهْنَيْ بِدفءِ الْحُـــــــــــــــــــــــــــبِّ مَا عِشْــتِ
فَرُوحَــــــــــــانَا قدِ ائْتَلَفا كَمِثْلِ الْأَرْضِ وَالنَّــــــــــــــــــــــــــبْـتِ
فَيَا أَمَلـــــي وَيَا سَكَنـــــِي وَ يَا أُنْسِـي ومُلْهِــــــــمَتِي
يَطيبُ العَيْشُ مَهْمَا ضَـاقَتِ الأيامُ إِنْ طِبْتِ

I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wifeeey,You are My Darling and will be
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You're my rightful wife, I don’t fear sin. 
I don’t care about those who don't like to reproach and irritate me, 
It is our destiny to be Together eternally
In my heart you instilled love With grace and good deeds
Happiness vanishes when you disappear
Life brightens when you're there,
My day is hard Until you return home
Sadness disappears When you smile
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You are My Darling and will be
Life turns black When you're upset
So I work hard To make your wish come true
You're my happiness. May you be happy forever. 
Our souls are united Like soil and plants
You're my hope, my peace my good company and inspiration
Life is good, no matter how hard it is, When you're fine
You're my hope, my peace my good company and inspiration
Life is good, no matter how hard it is, When you're fine
I love you the way you are
I love you the way you were
No matter what did  or will happen
You are My Darling and will be
My Wife, You are My Darling and will be
 
 
                                                                                               by Pemulung Ilmu kangen kekasih halal
                                              
                                                                                                    21-07-2013 ,  Kediri
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mari Berburu Lailatul Qadr

 Lailatul  Qadr


Al-qadar artinya keagungan. Dan dalam ajaran Islam, ia telah diabadikan menjadi nama dari suatu malam di antara malam-malam bulan Ramadhan. Itulah ” Lailatul-Qodar”. Malam di mana sang hamba pada saat itu terbangun. Mensucikan diri. Menghadap Tuhannya yang menciptakan dirinya dan seluruh alam yang ia diami. Malam, yang sepenuhnya menyatu dalam kekhusukan sujud.
Malam, yang datang seirama dengan dzikir dan tangis sang hamba di belahan bumi manapun; di pojok-pojok masjid dan di rumah-rumah di tengah keterpencilan kampung.
Di malam itulah, ia telah menemukan identitas kehambaan yang sebenarnya. Ia telah terbebas dari penyakit ‘Riya’ (ingin dipuji orang), ketika ia sembahyang, dimana semua manusia sedang nyenyak dalam tidur… ketika ia menagis beristighfar, hanya di depan Tuhannya ( bukan di depan siapa-siapa, bukan di depan uang dan patung dunia lainnya).
Demikianlah setidaknya, seorang hamba di Lailatul Qodar, itu. Dan betapa kwalitas kehambaan itu kian lengkap, ketika ia memburu malam-malamnya, seperti memburyu Lailatul qodar. ( Dan semoga kita termasuk dalam model hamba yang semacam ini amiin)..

  Keutamaan Lailatul  Qadr

 Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.

Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.

Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Siapa yang beribadah pada saat lailatul qadar, karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lewat akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Nasai)
Dalam riwayat yang lain dinyatakan:
من قامها ابتغاءها ثم وقعت له غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
Siapa yang ibadah di malam hari dalam rangka mencari lailatul qadar, kemudian dia mendapatkannya, maka diampuni dosanya yang telah lewat dan yang akan datang.”



Adapun tanda-tanda Lailatul Qadr sebagai berikut :


ليلة طلقة لا حارة و لا باردة تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة
Dia adalah malam yang indah, sejuk, tidak panas, tidak dingin, di pagi harinya matahari terbit dengan cahaya merah yang tidak terang.


 - Jika awal puasa hari ahad atau rabu, maka lailatul Qadr malam 29.
- Jika awal puasa hari jum’at atau selasa, maka lailatul Qadr malam 27
- Jika awal puasa hari kamis, maka lailatul Qadr malam 25
- Jika awal puasa hari sabtu, maka lailatul qadr malam 23
- Jika awal puasa hari senin, maka lailatul Qadr malam 21

Wallaahu a’lam

(I‘anah al Thalibien, juz 2, hal. 291)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENTINGNYA TASAWUF BAGI MASYARAKAT MODERN


A. Pengertian Tasawuf

Dari segi bahasa, para ahli memberikan berbagai pengertian tentang tasawuf, namun dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia.

Sedangkan pengertian tasawuf dari segi istilah atau menurut pendapat para ahli tasawuf sangat tergantung kepada sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing pakar. Jika memandang mausia sebagai makhluk yang harus berjuang, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai "upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt."



B. Pengertian dan Ciri Masyarakat Modern

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "masyarakat" diartikan " himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu, sementara kata "modern" diartikan "terbaru, secara baru, mutakhir".

Dengan demikian secara harfiah kata "masyarakat modern" dapat dimaknai dengan "suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir".

Deliar Noer memberikan ciri-ciri modern sebagai berikut :

1. Bersifat rasional, yaitu lebih mengutamakan pendapat akal fikiran dari pada pendapat emosi sebelum melakukan.

Berfikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat, tetapi juga selalu melihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
Menghargai waktu, yaitu selalu melihat waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bersikap terbuka, yaitu mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan perbaikan dari manapun.
Berfikir objektif, yaitu melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat modern yaitu:

1. materialistik (mengutamakan materi)

2. hedonistik (memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat)

3. totaliteristik (ingin menguasai semua aspek kehidupan)

4. percaya kepada rumus-rumus pengetahuan empiris saja

5. positivistis yang berdasarkan kemampuan akal pikiran manusia


Tampak jelas pada diri orang-orang yang berjiwa dan bermental seperti ini, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan, karena merekalah yang menyebabkan kerusakan di atas permukaan bumi, sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat ar-Rum ayat 41 :


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ



Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah Menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).



C. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

Dari sikap mental seperti di atas, kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern. Promblematika yang muncul antara lain :

Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Pendangkalan Iman. Lebih mengutamakan keyakinan kepada akal pikiran dari pada keyakinan religius.
Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
Pola Hubungan Materialistik.
Kepribadian yang terpecah (split personality).
Stress dan Frustasi.
Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.

Eric Fromm mengatakan bahwa, karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang tergantung kepada sejauh mana nilai jualnya di pasar. Masyarakat modern bagaikan penjual dirinya sekaligus sebagai komunitas yang siap dijual di pasar. Jika nilai jualnya di pasar tinggi maka meraka menjadi masyarakat sukses dan kaya, sementara kemiskinan dimaknai sebaliknya.

Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan sudah tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat untuk kesuksesan dan kemakmuran. Jika kondisi ekonomi seseorang tidak makmur, maka dinilai sebagai orang yang belum sukses, bahkan gagal dalam kehidupan. Maka mereka tidak lagi berpijak kepada kualitas kemanusiaan, melainkan berpatokan kepada keberhasilan dalam mencapai kekayaan materi.

Kondisi ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia. Keutamaan dan kemuliaan menyatu dengan kekuatan kepribadian. Oleh karena itu masyarakat modern mengalami depersonilisasi kehampaan dan ketidakbermaknaan hidup. Keberadaannya tergantung kepada pemilikan dan pengasaan symbol kekayaan, Karena didorong oleh pandangan bahwa orang yang banyak harta merupakan manusia unggul.



D. Relevansi Tasawuf dalam kehidupan modern

Modernisme bisa saja menjadi symbol kemajuan, pula bisa jadi merupakan tanda kemunduran umat manusia. Pada kenyataannya, modernisme makin hari membawa diri kta terselubungi hal-hal baru yang semakin kontras dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu kita. Efeknya, penghayatan terhadap Islam mulai digantikan dengan penghayatan duniawi yang serba ingin modern. Prinsip materiaistik memenuhi otak pikiran, yang melepaskan kontrol agama dan kebebasan bertindak demi memenuhi modernisme telah berkuasa untuk mengalahkan terapi sufisme atau tasawuf.

Masyarakat modern semakin mendewakan keberadaan ilmu pengetahuan, maka seakan-akan kita berada pada wilayah pinggiran yang bermadzab ke-barat-an dan bahkan kita hampir-hampir kehilangan visi keilahian. Hal inilah yang membuat kita makin stress dan gersang hati kita dengan dunia, akibat tidak mempunyai pegangan hidup.

Wujud dari kemampuan manusia, umumnya berupa kekuatan ekonomi, teknologi, dan kekuatan ibadiyah. Wajar sekali, kekuatan ekonomi dan teknologi saat ini sangat diperlukan bagi penunjang keberhasilan umat Islam demi menjaga dan mengangkat harkat dan martabat umat itu sendiri. Hal ini disebabkan maraknya perkembangan dan kebutuhan duniawi yang marak juga. Maka dari itu, keselamatan seseorang ditentukan oleh pribadi masing-masing, di mana ia semakin menjaga martabat Islam, semakin pula dirinya terjaga dari arus besarnya kemodernismean.

Keseimbangan memang dibutuhkan, tapi realita yang terjadi ketika insan bertaqorub ilahirobbi yang mana mereka menjalani hidup penuh dengan nuasa tasawuf tidak disertai yang namanya EQ. Sehinga yang terjadi, mereka hanya bisa dekat dengan Tuhannya tapi tidak dekat dengan lingkungannya yakni masyarakat sekitarnya. Sebagai muslim yang beritikad shaleh untuk agama, berkeyakinan baik dengan adanya perkembangan zaman, hendaknya menyeimbangi pekembangan tersebut bukan mengikuti bahkan terpengaruh perkembangan zaman. Untuk itu, pertebal kekuatan keilmuan untuk menyeimbangi perkembangan zaman.

Sejauh ini, kita memahami bahwa tasawuf hanya sebagai sarana pendekatan diri manusia kepada Allah SWT melalui segala jenis ritme ibadah seperti taubat, zikir, iklhas, zuhud, dll. Tasawuf dicari orang lebih untuk sekedar mencari ketenangan, ketentraman dan kebahagian sejati manusia, ditengah orkestrasi kehidupan duniawi yang tak memiliki arah dan tujuan pasti. Tasawuf menjadi sangat penting, karena menjadi fundasi dasar dalam upaya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tasawuf sebagai salah satu pilar utama dalam Islam harus dapat menyesuaikan diri di dunia modern ini, karena kebanyakan manusia didominasi oleh hegemoni paradigma ilmu pengetahuan dan budaya Barat yang materialistik-sekularistik. Dominasi ilmu pengetahuan dan budaya Barat materialisme-sekularisme ini terbukti lebih bersifat destruktif ke timbang konstruktif bagi kemanusiaan. Jika kemudian hal tersebut dibenturkan pada ranah agama, maka akan didapati masalah yang bersifat akut. Sebab “filsafat” pengetahuan Barat hanya menganggap valid ilmu pengetahuan yang semata bersifat induktif-empiris, rational-deduktif dan pragmatis, serta menafikan atau menolak ilmu pengetahuan non-empiris dan non-positivisme, yaitu ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu ketuhanan (kitab suci dan bibbel)

Paradigma materialistic-mekanistik yang berkiblat pada metodologi Cartesian dan Newtonian (hipotesis deduktif dan eksperimental nduktif) ini telah menyebar dan mempengaruhi berbagai cabang disiplin ilmu-ilmu lainnya, sehingga kehidupan, bahkan kesadaran manusia, direduksi hanya menjadi segi materialistis belaka. Misalnya, Adam Smith dalam bidang ekonomi berbicara tentang prinsip “mekanisme pasar” dan Charles Darwin dalam Biologi berbicara tentang “teori evolusi”’. Paradigma mekanistik-materialistik semacam ini terbukti telah berani seedikit demi sedikit menafikan “Tuhan” dari wacana keilmuan dan mempromosikan sekularisme.

Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.

“Solidaritas dan toleransi dapat di tumbuhkan denganpengembangan dimensi esoteris agama yang dalam islam di sebut Tasawuf. Dalam tasawuf terdapat ajaran tentang zuhud, sabar dan itsar”

Relevansi Tasawuf dengan problem manusia modern adalah karena Tasawuf secara seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Ttasawuf juga menghendaki pelaksanaan syari’at, sebab tasawuf dan syariat tidak bisa di pisahkan satu sama lain, apalagi di pertentangkan. Tasawuf merupakan aspek esoteris (batiniyah) sedangkan syariat adalah aspek eksoteris (lahiriyah) Islam. Kedua aspek itu saling terintregasi.

Tasawuf bisa difahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan Tasawuf suluky, dan bisa memuaskan dahaga intelektuil melalui pendekatan Tasawuf falsafy. Ia bisa diamalkan oleh setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan di tempat manapun. Secara fisik mereka menghadap satu arah, yatiu Ka’bah, dan secara rohaniah mereka berlomba lomba menempuh jalan (tarekat) melewati ahwal dan maqam menuju kepada Tuhan yang Satu, Allah SWT.



E. Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: “Sungguh, bahagialah orang yang menyucikan jiwanya” (Q.S. Asy-syam [91]:9); “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tema menyerahkan diri (kepada) Allah” (QS. Al An’am: 162).

Jadi, fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi di masa remaja Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai manusia yang digelari al-Amin, Shiddiq, Fathanah, Tabligh, Sabar, Tawakal, Zuhud, dan termasuk berbuat baik terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang bisa diajak kembali pada jalan yang benar. Perilaklu hidup Rasulullah SAW yang ada dalam sejarah kehidupannya merupakan bentuk praktis dari cara hidup seorang sufi.

Jadi, tujuan terpenting dari tasawuf adalah lahirnya akhlak yang baik dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.


Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modern


Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner.


Menempuh Jalan Tasawuf

Untuk menjadikan hidup lebih baik dan ada nuansa sufistiknya, tentu saja harus melakukan latihan spiritual secara baik, benar, dan berkesinambungan. Karena itu, bagi seorang penempuh tasawuf awal, langkah pertama yang harus dilakukan adalah :

Taubat. Ia harus menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi.
Untuk memantapkan taubatnya itu ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur’an dan dzikir, sedikit tidur dan banyak beribadat serta yang dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah.
Wara’. Ia menjauhkan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Juga tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya.
Faqr. Ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya.
Sabar. Bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpakan Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita.
Tawakal. Ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Allah. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini.
Ridha. Ia tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.

Itu semua hanya latihan untuk memasuki dunia sufistik. Sedangkan untuk memasuki pintu tasawuf, atau sufi, ada beberapa tahapan yang lebih tinggi dari sekedar membersihkan atau mengosongkan diri (takhali), mengisinya kembali dengan nilai-nilai ilahiyah (tahalli) dan kemudian tajalli, atau merasakan manifestasi Ilahi dalam kehidupan dunia ini.

Selanjutnya, bila ia memang berada dalam perjalanan “menjadi” sufi, ia akan mengalami mukasyafah atau penyingkapan sesuatu yang tidak diketahuinya, kemudian menjadi tahu. Dari tahap ini ia akan berlanjut pada musyahadah, menyadari sekaligus bersaksi bahwa diri ini tiada apa-apanya. Yang ada dan berada hanya Allah Yang Mahaesa. Tidak ada yang Ada selain Ia. Seseorang yang berada dalam posisi ini pantas disebut muwahid (orang yang bertauhid). Posisi ini akan terus berlanjut pada penyatuan dengan Tuhan. Namun dalam tahap ini kadang tidak setiap orang mampu menerima pengalaman seorang sufi yang mengalami ektase (fana). Sebab kalimat yang terlontar ketika dalam keadaan fana adalah kata-kata “janggal” seperti yang dilontarkan Abu Mansur Al-Hallaj, Abu Yazid Al-Busthomi, Syeikh Siti Jenar, dan lainnya.


KESIMPULAN

Di sinilah pentingnya tasawuf modern, di mana konsep kebenaran ilmu pengetahuan tidak hanya berdasarkan korespondensi, koherensi dan pragmatisme saja, tapi juga yang bersifat spiritual-ilahiyah. Artinya sumber ilmu pengetahuan, selain mungkin didapat melalui akal rasional, dan empiris inderawi (observasi) juga niscaya didapatkan dan diperkuat melalui petunjuk wahyu (kitab suci), pelajaran sejarah, latihan-latihan ruhani, penyaksian dan penyingkapan ruhaniyah. Seperti kata Jalaludin Rumi, seorang sufi agung, kaki rasionalisme semata adalah kaki kayu yang rapuh untuk meraih ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sufisme atau tasawwuf mengajarkan kita untuk melihat di balik selubung kegelapan yang telah menutupi sistem-sistem kepercayaan kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS